Jumat, 15 Januari 2016

cara beternak domba


Di Indonesia ternak domba kebanyakan hanya diambil dagingnya. Hanya di beberapa daerah saja dikembangkan ternak domba yang diambil bulunya (wool). Saluran pasar untuk wool masih terbatas dan iklim kita kurang cocok untuk mengembangkan produksi wool.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ternak domba. Diantaranya adalah memilih jenis indukan, lokasi dan struktur kandang, kebutuhan pakan dan perawatan. Berikut ulasannya:

cara ternak sapi potong

Jenis-jenis domba

Secara umum terdapat dua jenis domba yang biasa diternakkan di Indonesia, yakni domba lokal dan domba silangan.

a. Domba lokal

Domba lokal paling banyak diusahakan sebagai ternak domba oleh masyarakat. Terdapat dua jenis domba lokal yang populer, yaitu domba ekor tipis dan ekor tebal.
  • Domba ekor tipis memiliki ciri-ciri, ekor kecil dan tipis; bobot tubuh 25-30 kg; telinga lebar mengarah ke bawah; domba jantan bertanduk dan betina tidak; warna biru putih, hitam, coklat dan kombinasinya.
  • Domba lokal ekor tebal memiliki ciri-ciri, ekornya tebal membantuk segitiga; botot mencapai 35-45 kg; telinga lebar mengarah ke samping; jantan dan betina tidak bertanduk; warna bulu dominan putih.

b. Domba silangan

  • Domba Garut. Jenis domba ini merupakan silangan segitiga dari domba lokal, domba merino dan domba dari Afrika Selatan. Menghasilkan domba yang berpostur gagah. Bagian dadanya membusung tegap dengan tanduk besar melingkar melindungi kepalanya. Domba Garut dibudidayakan sebagai domba aduan.
  • Domba merino. Domba ini berasal dari Spanyol. Bobot tubuh jantan bisa mencapai 70 kg, betina 40 kg. Tubuhnya ditutupi wool yang tebal. Domba jantan memiliki tanduk panjang yang melingkar.
  • Domba Texel. Didatangkan dari Belanda, banyak dikembangkan di daerah pegunungan Wonosobo, Jawa tengah. Ciri-ciri domba texel adalah bulunya tebal keriting halus berwarna putih, warna hidung dan kuku hitam, telinga kecil mengarah ke samping, bobot badan bisa mencapai 130 kg.
  • Domba Batur. Selain itu ada juga hasil silangan domba tapos. Banyak dibudidayakan di daerah Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri-cirinya bulunya tebal, bisal menghasilkan 1 kg bulu/ekor, bobotnya berkisar 80-150 kg. Jenis domba silangan/impor ini biasanya hanya cocok di daerah-daerah berhawa sejuk dengan suhu rata-rata dibawah 18oC.

Kandang untuk ternak domba

Domba bisa diternakkan dengan dua cara, yakni sistem gembala dan sistem kandang. Cara ternak domba dengan sistem gembala hanya cocok dilakukan di lahan luas yang masih banyak terdapat hijauan. Dewasa ini semakin jarang usaha ternak domba yang menggunakan sistem penggembalaan karena kurang efisien.

a. Tipe kandang

Untuk ternak domba sistem kandang terdapat dua tipe kandang, yaitu kandang koloni dan kandang tunggal. Kandang koloni yaitu satu ruangan kandang dihuni oleh banyak domba. Ukuran luas kandang 1×3 meter bisa menampung hingga 10 ekor domba.
Sedangkan kandang tunggal adalah setiap ekor domba menempati satu sel ruangan. Ruangan biasanya dibuat pas dengan badan domba. Sehingga domba tidak bisa berbalik, hanya bisa bergerak maju, mundur, rebah dan berdiri. Biasanya tipe kandang seperti ini cocok untuk usaha ternak domba penggemukan.

c. Perlengkapan kandang

Kandang domba harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang cukup. Tempat makan domba disebut palung, buat ukuran palung yang cukup besar untuk menampung kebutuhan pakan domba. Sedangkan untuk minum cukup disediakan ember plastik.

d. Struktur kandang

Struktur kandang terutama tiang-tiang utamanya hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan kuat meskipun sederhana. Karena domba jantan senang membentur-benturkan tanduknya ke kandang. Lantai dan dinding kandang domba bisa dibuat dari kayu ataupun bambu. Sebaiknya lantai dibuat dari kisi-kisi yang memiliki jarak dengan dasar tanah (mempunyai kolong). Hal ini untuk memudahkan pembersihan kotoran dan air kencing domba.
Untuk atap kandang, sebaiknya gunakan bahan yang menyerap panas. Atap rumbia atau genteng digunakan untuk daerah panas, sedangkan di daerah dingin bisa menggunakan seng atau asbes.
Panduan dasar ternak domba

Jenis pakan domba

Pakan memegang peranan penting untuk kesuksesan usaha ternak domba. Tidak hanya takarannya, peternak harus bisa membedakan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan untuk ternak domba. Secara umum jenis pakan yang digunakan untuk ternak domba adalah pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan.

a. Pakan hijauan

Pakan hijauan terdiri dari dua macam, hijauan segar dan hijauan kering. Contoh hijauan segar berupa rumput-rumputan adalah rumput gajah, rumput benggala, rumput raja dan rumput liar. Contoh hijauan segar yang berupa daun-daunan adalah lamtoro/petai cina, daun kedelai, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun waru, daun nangka dan daun ketela.
Sedangkan hijauan kering biasanya berupa jerami yang memiliki kandungan serat kasar. Contohnya adalah jerami padi, jerami pucuk tebu dan jerami jagung.

b. Pakan konsentrat

Fungsi pakan konsentrat atau penguat pada ternak domba adalah sebagai pelengkap kebutuhan protein. Pakan ini harus mengandung zat gizi tinggi, mudah dicerna dan berserat rendah. Pakan ini juga berfungsi sebagai sumber energi dan protein bagi domba.
Pakan konsentrat bisa berupa biji-bijian dan umbi-umbian. Atau bisa juga limbah olahan hasil pertanian seperti bungkil kedelai dan ampas tahu. Pemberian pakan konsentrat bisa berbarengan dengan hijauan atau dipisah.

c. Pakan tambahan dan garam

Pakan tambahan diperlukan untuk memicu produkstivitas ternak domba. Pakan tambahan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, hormon dan probiotik. Pakan tambahan selain garam mineral tidak wajib diberikan. Berikan pakan tambahan secara rutin apabila dirasa menguntungkan.

d. Kebutuhan pakan domba

Kebutuhan pakan hijauan domba lokal biasanya berkisar 3-5 kg/ekor/hari. Pakan hijauan bisa diberikan sepanjang waktu. Sedangkan untuk pakan konsentrat keburuhannya sekitar 0,5 kg/ekor/hari. Pemberiannya bisa dilakukan dua kali, pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 15.00.
Pemberian pakan juga harus memperhatikan usia dan ukuran domba. Kebutuhan domba muda yang masih kecil berbeda dengan domba dewasa. Pemberian pakannya bisa mengikuti patokan dibawah ini.
Kebutuhan pakan ternak domba per hari:
Pakan hijauan = 10-20% dari bobot tubuh
Pakan konsentrat = 2-4% dari bobot tubuh
Kandungan mineral (garam) = 1% dari bobot tubuh
Air minum = 3-4 liter per ekor

e. Perawatan harian

  • Menjaga sanitasi kandang dengan membersihkan kotoran dan kandang secara teratur. Kotoran domba bisa menjadi sumber pemasukan sampingan, dijual sebagai pupuk kandang.
  • Memandikan domba agar bersih dan terhindar dari penyakit, seperti cacingan. Memandikan domba dilakukan setiap minggu. Domba yang bersih juga akan berdampak pada kebugaran dan nafsu makan. Selain itu bila domba akan dikembangbiakkan, atau dikawinkan kebersihan domba perlu dijaga.
  • Mencukur bulu. Pencukuran bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali atau bila bulu terlihat gimbal dan kotor. Sisakan bulu dipermukaan kulit setelab 0,5 cm.
  • Merawat dan memotong kuku dengan pahat atau pisau tajam yang bersih. Pemotongan kuku hendaknya dilakukan setiap 4 bulan sekali.
f. pemanfaatan kotoran domba


Pemeliharaan ternak singkron dengan usaha pembuatan pupuk organik. Kegiatan tersebut secara langsung berkesinambungan untuk dapat dijalankan bersamaan. Secara prinsip semua yang ada dalam kegiatan tersebut akan termanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi. Segala hal yang ada di sekitar peternakan domba mempunyai nilai ekonomi, tidak terkecuali adalah kotoran ternak. Bagi pemilik/pemelihara peternakan produksi kotoran akan melimpah baik itu kotoran dalam bentuk cair/ urine maupun kotoran keras. Semua kotoran tersebut tidak ada yang terbuang akan tetapi dijadikan pupuk organik sehingga akan dapat menjadi tambahan pendapatan dalam mengelola peternakan. Limbah menjadi problematika yang semakin berat pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Selain dampaknya dapat membahayakan kesehatan, juga merusak kelestarian lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, program pengolahan limbah semakin digalakan, di antaranya dengan mengolahnya menjadi pupuk dan pakan ternak. Cara ini dapat mengurangi dampak negatif sampah sekaligus memberikan profit dan menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha pengolahan limbah organik.
Konsep peternakan yang dijalankan seperti ini, peternak akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan di dukung faktor usaha lainnya. Selain mendapatkan laba dari ternak yang dipelihara, juga akan mendapatkan laba dari kotoran ternak melalui pupuk organik. Cara menjalankan masing – masing usaha secara terintegrasi akan lebih komplek seandainya sekalian dijalankan dengan melakukan kegiatan pertanian. Mulai dari cara menernakkan domba dan kambing, mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik, hingga menanam sayuran organik.
Pemanfaatan kotoran yang merupakan residu kandang bersama limbah organik lainnya berfungsi efektif. Sebagai komponen utama pembuatan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk segala macam tanaman. Selain itu sistem untuk pemanfaatan kotoran yang dimanfaatkan untuk pupuk organik juga secara tidak langsung akan memicu peternak untuk merubah sistem pemeliharaan dari tradisional menjadi sistem modern. Sistem modern yang dimaksud adalah pemeliharaan dengan menggunakan kandang panggung sehingga kotoran mudah ditampung dan pengawasannya juga mudah.
Beberapa cara pengolahan kotoran domba:
a.   Bubur
Bubur adalah campuran kotoran dan urin  mengandung sekitar 60% dari feses dan 40% dari urin. Komponen utama dalam  urin adalah  urea. Bubur harus disimpan setidaknya untuk dua bulan terutama dalam kondisi dingin.
b.   Urine
Saat ini urine sedang dipertimbangkan sebagai desinfektan alami hama pembasmi. Karena waktu yang sangat lama universal yang digunakan dalam kombinasi dengan berbagai tanaman atau kotoran untuk memproduksi pertumbuhan tanaman. Urin dapat digunakan sebagai pengendali jamur patogen pada tanaman.
PENAMPUNGAN FESES DOMBA
Kegiatan usaha secara integritas ini akan memunculkan kegiatan yang berkesinambungan untuk saling berkolaborasi dalam usaha. Hal ini karena memacu usaha produksi pertanian secara organik yang berkualitas tinggi, perbaikan pada kondisi tanah, perbaikan estetika melalui perbaikan pengelolaan kandang domba sehingga lokasi peternakan tetap indah dan asri, usaha peternakan secara penggemukan untuk mencukupi kebutuhan daging akan tetap terjaga.
Jadi ternak dengan memanfaatkan sumber daya alam memproduksi makanan bergizi nilai tinggi untuk jenis manusia yang membantu untuk mendapatkan keuntungan bagi masyarakat pertanian dan juga membantu dalam ketahanan pangan. Sebagai sampingan ternak jika dimanfaatkan dengan baik tidak hanya menyediakan pupuk organik untuk produksi pertanian tetapi juga memberikan kontribusi energi bahan bakar. Yang mempertahankan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas. Juga dengan memanfaatkan ternak sampingan perlindungan lingkungan, menjaga penurunan kesehatan masyarakat di pencemaran lingkungan dapat dicapai untuk ini kita hanya perlu kesadaran untuk kegiatan dilakukan dalam masyarakat petani pedesaan jika sedang jadi kita tidak perlu khawatir tentang kekurangan pasti dari pupuk kimia komersial sekarang dan kemudian.